Apa yang Anda pikirkan, saat melakukan kesalahan?
Apakah berusaha menutupi?
Atau mengakui?
Dari lubuk hati, akan terungkap pemaknaan khas nurani yang tak akan pernah bisa berbohong. Menjengkelkan, ketika kita justru tidak hidup sebagi manusia seutuhnya, dimana nurani membedakan kita (manusia) dengan makhluk lainnya. Ada perasaan mendalam yang susah diungkapkan lewat kata-kata begitu kesalahan itu terjadi. Lalu, apakah karena itu lalu kita tidak melakukan apa-apa karena tidak bisa mengatakan apa yang sedang kita rasakan? Ah, naif sekali manusia, ketika merasa tetapi tak bisa mengungkapkan. Lalu, yang timbul adalah prasangka-prasangka. Lebih parah akan menjadi fitnah.
Saudaraku, ke-MANUSIA-an akan tegak, manakala nurani ini terimplementasi secara jujur, tidak dibunuh atau disimpan sementara. Ia yang akan me-nerangkan hakikat manusia yang pada dasarnya adalah makhluk mulia.
Mohon maaf, itulah ungkapan untuk menyatakan penyesalan atas ketidak bisa-an kita menyampaikan uneg-uneg yang begitu sulit terdefinisikan dalam hati. Mohon maaf, dan semua hati yang terpaut akan memaklumkan bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Menyadari sepenuh hati dan jiwa bahwa manusia terbaik adalah yang segera memperbaiki kesalahannya.
Maka, aku sampaikan maafku untuk kalian semua yang telah banyak aku buat …. (etahlah, ungkapan apa yang tepat untuk menyatakan semua kebisingan jiwaku ini). Aku minta maaf. Lahir batin. Aku akan menunggu peng-kabulan permohonan maafku itu, dan semoga perbaikan itu segera terjadi……