Bukan kali pertama ini aku berhadapan dengan para interviewer agar bisa diterima masuk ke sebuah lembaga. Meski demikian, perasaan grogi masih saja ada dalam diriku. Yup, langkah ke-3 dalam fase untuk menggapai cita-cita telah terlalui hari ini, Rabu (2/7); cita-cita menjadi jurnalis profesional. Hari ini aku diwawancarai oleh lima orang dalam seleksi menjadi wartawan tulis di harian Solopos.
Sebelum lebih jauh bercerita, mungkin lebih baik jika aku jelaskan fase pertama dan kedua. Fase pertama dalam proses ini adalah mengirim lamaran kerja. Proses pengiriman sempat terkendala karena informasi yang aku dapatkan terkait deadline pengiriman lamaran terlalu mepet. Namun, istri selalu men-support, sehingga aku mantap untuk mencobanya. Ia berkata, “Cobalah berpikir dengan otak kanan; out of box gitu loh Yang.” (Cooo Cweeeet. hihihihi) Dan akhirnya, Kantor Pos Besar Surakarta menjadi saksi pengiriman berkas lamaran kerjaku.
Alhamdulillah, aku mendapat telepon untuk datang seleksi ke Grha Solopos pada Senin (25/6). Terdapat 17 orang yang datang ikut seleksi. Dalam seleksi tersebut, para pelamar mendapat dua tugas, yaitu: menyelesaikan 20 soal yang terdiri dari pengetahuan umum; lalu menuju ke lokasi tertentu untuk liputan. Aku dan tiga orang lain menuju Keraton Solo untuk membuat straight news dan feature. Salah seorang peserta seleksi yang datang dari Jogja bernama Danu ikut bersamaku karena ia tak membawa kendaraan sendiri. Bermodalkan helm pinjaman pak satpam yang luar biasa baiknya, kami pun meluncur ke Keraton Surakarta. Sampai di areal keraton, lihat-lihat kondisi. Kesimpulannya; TAK MUDAH CARI BERITA UNTUK PEMULA. Dengan susah payah, akhirnya jam 2 aku menyelesaikan tulisanku. Tetapi karena Danu belum selesai maka aku menunggunya sampai selesai. Jam 15.10, tulisan yang sudah tercetak dalam kertas aku kumpulkan ke meja redaksi. hari itu selesai.
Hari ini, beberapa pertanyaan diajukan. Aku jawab sebisanya. Aku berharap kalau aku bisa diterima di harian ini. Alasannya: pertama, karena aku kuliah di jurusan Ilmu KOmunikasi dengan spesialisasi jurnalistik, humas dan desain grafis. Kedua, ketertarikanku pada dunia luar ruang (aku merasa tidak cocok jika bekerja di kantor). YUP, Bismillah saja. Semoga ada keputusan terbaik dariNya untukku.