Sibuk

Januari 1, 2015

Beberapa waktu terakhir ini blog jarang aku sambangi. Maklum, banyak kesibukan. Pekerjaan menumpuk dan seabreg agenda lain.

Salah satu yang menyita waktu adalah pembangunan gubuk buat istri dan anak. Lokasinya di Ngringo, Jaten, Karanganyar. Enggak terlalu jauh dari Kota Solo. Jadi, kalau mau main ke Solo, gampang.

Rumah itu mulai dibangun pertengahan 2014. Hingga hari ini juga belum jadi. :-). Pakai dana utang dari beberapa orang, termasuk ibu mertua. Dapat bantuan dana dari ayah-ibu, termasuk kayu-kayu untuk kusen dan lain sebagainya.

Update selanjutnya, next time yak…. Maklum, lama enggak ngeblog, jadi masih kaku buat nulis banyak-banyak.Rumah setengah jadi

 

 

 

 

Iklan

Menyapa Kembali

Maret 5, 2014

PERJALANAN MENJADI JURNALIS PROFESIONAL #2

Juli 29, 2012

Setelah lolos wawancara, ada panggilan untuk psikotes. Selama sekitar dua jam aku mengerjakan soal-soal. Tak terlalu yakin, karena saat itu aku merasa tak terlalu mampu mengerjakan soal-soalnya. Bayang pun, ratusan soal kudu tak kerjakan. Dengan pressure seperti itu, membuat badan jadi capek dan berkeringat meski duduk di ruangan ber-AC. Wes, pokokmen tak garap…. Selesai tes, ada wawancara yang dilakukan oleh Jasa Psikologi Indonesia. Pertanyaan standar, dan kujawab dengan standar pula.

Nah, setelah tes itulah tingkat galaunya meningkat. Lamanya waktu menunggu, membuatku berpikir untuk beralih fokus pada CPNS. Yup, semua usaha untuk mendapatkan nafkah harus aku upayakan. Pasalnya, si jabang bayi di perut istri semakin membesar. Sebagai calon bapak yang bertanggungjawab (weitz), yo mau tak mau kudu berusaha. Kondisi ini tak hanya membuat stres, tetapi juga membuatku berada pada level galau tingkat dewa (ngek-ngok, ini istilahe Udin Lahore waktu masih di kosbul dulu).

Sudah desperate sebenarnya, sama sekali sudah tak berharap lolos seleksi lanjutan.. Apalagi, aku telah menunggu pegumuman seleksi tahap III dalam jagka waktu yang cukup lama; sekitar satu bulan. Kondisi psikologisku sebagai orang yang merasa (lagi-lagi) ditolak kerja sungguh down pada tanggal 26 Juli karena teman yang juga ikut seleksi bareng aku (saingan sebenere) mengabari lewat SMS kalau dia sudah ditelpon dan diterima. Fatalnya, saat itu, HP jadulku mengalami sedikit eror; tak bisa mengirim SMS, tak bisa di-miss call (karena sudah dicoba pakai HP istri)… Huwaaaaa…. Jangan-jangan ada panggilan, tapi karena HP eror jadi mereka gak bisa menghubungiku??? OH TIDAAAAKKKK…. Sampai kemudian HP merah warnanya itu dipencet-pencet oleh istriku. Tiba-tiba HP berdering. Ada panggilan juga. Alhamdulillah. Hihihi


PERJALANAN MENJADI JURNALIS PROFESIONAL #1

Juli 2, 2012

Bukan kali pertama ini aku berhadapan dengan para interviewer agar bisa diterima masuk ke sebuah lembaga. Meski demikian, perasaan grogi masih saja ada dalam diriku. Yup, langkah ke-3 dalam fase untuk menggapai cita-cita telah terlalui hari ini, Rabu (2/7); cita-cita menjadi jurnalis profesional. Hari ini aku diwawancarai oleh lima orang dalam seleksi menjadi wartawan tulis di harian Solopos.

Sebelum lebih jauh bercerita, mungkin lebih baik jika aku jelaskan fase pertama dan kedua. Fase pertama dalam proses ini adalah mengirim lamaran kerja. Proses pengiriman sempat terkendala karena informasi yang aku dapatkan terkait deadline pengiriman lamaran terlalu mepet. Namun, istri selalu men-support, sehingga aku mantap untuk mencobanya. Ia berkata, “Cobalah berpikir dengan otak kanan; out of box gitu loh Yang.” (Cooo Cweeeet. hihihihi) Dan akhirnya, Kantor Pos Besar Surakarta menjadi saksi pengiriman berkas lamaran kerjaku.

Alhamdulillah, aku mendapat telepon untuk datang seleksi ke Grha Solopos pada Senin (25/6). Terdapat 17 orang yang datang ikut seleksi. Dalam seleksi tersebut, para pelamar mendapat dua tugas, yaitu: menyelesaikan 20 soal yang terdiri dari pengetahuan umum; lalu menuju ke lokasi tertentu untuk liputan. Aku dan tiga orang lain menuju Keraton Solo untuk membuat straight news dan feature. Salah seorang peserta seleksi yang datang dari Jogja bernama Danu ikut bersamaku karena ia tak membawa kendaraan sendiri. Bermodalkan helm pinjaman pak satpam yang luar biasa baiknya, kami pun meluncur ke Keraton Surakarta. Sampai di areal keraton, lihat-lihat kondisi. Kesimpulannya; TAK MUDAH CARI BERITA UNTUK PEMULA. Dengan susah payah, akhirnya jam 2 aku menyelesaikan tulisanku. Tetapi karena Danu belum selesai maka aku menunggunya sampai selesai. Jam 15.10, tulisan yang sudah tercetak dalam kertas aku kumpulkan ke meja redaksi. hari itu selesai.

Hari ini, beberapa pertanyaan diajukan. Aku jawab sebisanya. Aku berharap kalau aku bisa diterima di harian ini. Alasannya: pertama, karena aku kuliah di jurusan Ilmu KOmunikasi dengan spesialisasi jurnalistik, humas dan desain grafis. Kedua, ketertarikanku pada dunia luar ruang (aku merasa tidak cocok jika bekerja di kantor). YUP, Bismillah saja. Semoga ada keputusan terbaik dariNya untukku.


Me and My Beloved Wife

Juni 29, 2012

Me and My Beloved Wife

Mengunjungi Jogja….