Setiap manusia mengalami fase-fase unik dalam hidupnya. Fase, dalam KBBI berarti “tingkatan masa (perubahan, perkembangan, dsb)”; sedangkan unik dalam KBBI memiliki arti “tersendiri dl bentuk atau jenisnya; lain dp yg lain; tidak ada persamaan dng yg lain; khusus”. Hal ini dapat terjadi, karena tak akan ada manusia yang memiliki fase hidup sama persis dengan manusia yang lain.kalau pun ada yang “seolah” sama, itu hanya karena kemiripan semata.
Tak perlu menyesali capaian hidup yang saat ini kita lalui, karena dengan keunikan fase hidup itu, manusia sedang diuji oleh berkah “perbedaan”. Bayangkan saja, apabila semua orang memiliki fase hidup yang sama; tak lucu melihat tak ada penjual yang melayani pembeli karena semua orang berperan sebagai penjual atau pembeli pada satu waktu tertentu. Lalu, apa yang harus kita syukuri dari berkah keunikan ini? Bahwa karena kita unik, maka kita bisa “berakselerasi” atau melakukan perlambatan atas fase hidup kita masing-masing.
Manusia diberi kesempatan untuk memilih jalan hidupnya; sehingga ia dengan energi dan perjuangannya mungkin akan melampaui orang lain. Hanya saja, anugerah capaian individu tersebut tak memperbolehkan manusia menjadi angkuh atau sombong; karena sejatinya, apa yang telah didapat oleh masing-masing manusia merupakan berkah yang telah diberikan oleh-Nya…..
Ketika antum bilang “fase” itu ane langsung mikir kalau antum di akhir artikel bakalan nulis tentang fase “menikah” yang barusan antum lalui,.. eh,.. ternyata bukan to,…
😆
Sips,..
benar sekali, intinya adalah manusia harus senantiasa bersyukur,…
Hihihi… Bicara tentang pernikahan itu bukan keahlian saya Mas… Ini refleksi atas betapa lambatnya saya lulus, sehingga lebih banyak kawan yang “melampaui” saya. Tetapi akhirnya saya bersyukur, karena saya pun, terhadap beberapa kawan yang lainnya ternyata telah membuat “capaian lebih”. Jadi, kita hanya harus bersyukur dan bersyukur… dan bersyukur… 🙂
Tak perlu menyesali capaian hidup yang saat ini kita lalui, karena dengan keunikan fase hidup itu, manusia sedang diuji oleh berkah “perbedaan”.
Suka kalimat ini. Entah karena hanya ingin menyamankan hati untuk sekedar membela diri atau apa. Selebihnya…hem, jadi terinspirasi (segera lulus juga). 😀
Makasih mz ivan.
wah, sorry lama responnya…. Yup, kita punya capaian masing-masing, disyukuri saja… Siapa yang tak ingin jadi penulis seperti dirimu coba? hehehehe
Hoho, penulis. Berasa jadi penulis beneran. Hem, aamiin aja deh! Aamiin 😀