PILIHAN

Oktober 26, 2011

Alhamdulillah…..

Aku tak ingin bersyair, atau sekedar berkata apa adanya. Semuanya hanya akan terdefinisi dengan makna yang tak semestinya. Atau apalah artinya, jika apa yang ingin kita sampaikan terbias kabur oleh hegemoni dunia….

Sobat, di persimpangan jalan kehidupan ini, semua hanyalah tentang “pilihan”. Pilhanmu dan pilihanku akan hidup yang akan kita raih, adalah berbeda. Tidak akan pernah aku menyalahkanmu atas sikap dan pilihanmu. Tetapi, harapku, jangan salahkan aku dengan pilihan lain akan kehidupan ini.

Hidup adalah pilihan dan memilih adalah bentuk perjuangan untuk mampu eksis dalam kehidupan. Apakah pernah kau bertanya makna pilihan yang diambil orang lain? Jika tidak, cukup diamlah saja tanpa perlu mengomentarinya dengan sinis.

Kalau kita paham bahwa hidup adalah pilihan, maka kita akan lebih bijak melihat masa depan….

Iklan

ASA

Oktober 22, 2011

Selalu saja ada kejutan dalam tiap kesempatan. Apa pun itu, manusia tak seharusnya berprasangka. Hufh, aku menyadari, prasangka buruk “level akut” yang menderaku adalah “penyakit” yang harus segera disembuhkan. tetapi, bagaimana ia bisa sembuh? Adakah dokter hebat dan obat yang cukup mujarab untuk mengatasinya?

Semua bermula, pada masa di mana aku tak seharusnya berbuat. Sayangnya, hal itu telah menjadi sejarah dalam detik-detik masa lalu yang telah mengaku. Apa pula respon dari segelintir manusia yang papa tetapi berkekuatan tinggi menenggelamkanku dalam kesendirian? Apa itu yang mereka anggap sebagai pembenahan atas kesalahan yang aku sendiri masih tak mau mengakuinya?

Sekelebat tanya, atau pertanyaan muncul, lalu hilang diterpa badai. Selalu begitu. Sampai akhirnya, badai-badai yang belum berhenti mengoyak raga dan sukma itu berseteru penuh pada diri yang cuma satu. Hampir sirnalah ia karena tak ada batu karang atau sesuatu untuk menahan gempuran para angin yang mengganas. Untung saja, ada lubang di dalam tanah yang menyelamatkannya.

Sekali lagi, ini cuma masalah persepsi. Manusia terlanjur parah mempersepsi, membuat orang yang dipersepsi menjadi linglung, karena ia menjadi manusia yang bukan dirinya sendiri. Ah, Kawan… Semuanya terus berlalu… Mari kita pikirkan masa depan dan hari ini saja.